Jaring-Jaring Makanan di Hutan


Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida, klorofil, dan cahaya matahari.

Lantas bagaimana dengan makhluk hidup lain? Makhluk hidup lain memperoleh makanan melalui proses interaksi dengan makhluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu. Hal ini disebabkan karena makhluk hidup sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran makhluk hidup lain.

Salah satu bentuk interaksi antar makhluk hidup tersebut adalah proses makan dan dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan. Rantai makanan merupakan peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer.

Berikut ini informasi lengkap mengenai jaring-jaring makanan di hutan yang penting diketahui, beserta penjelasannya telah dirangkum merdeka.com melalui media.neliti.com dan berbagai sumber lainnya pada Jumat (04/11/2022).

Pengertian Jaring-Jaring Makanan

Sebelum memahami jaring-jaring makanan di hutan, kamu perlu mengetahui apa itu jaring-jaring makanan itu sendiri. Berbicara mengenai jaring-jaring makanan di hutan tak lepas dari rantai makanan yang merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana.

Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen.

Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan. Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan.

Contoh Jaring-Jaring Makanan

Jika di dalam suatu rantai makanan dapat ditarik lurus siklusnya, berbeda dengan jaring-jaring makanan. Pada jaring-jaring makanan peristiwa siklus makanannya tidak sesederhana rantai makanan.

Adapun satu makhluk hidup bisa saja memakan lebih dari satu jenis makhluk hidup lainnya, sehingga menciptakan garis-garis yang saling bersilangan. Adapun berikut ini contoh jaring-jaring makanan, termasuk jaring-jaring makanan di hutan.

1. Contoh Jaring-Jaring Makanan Di Hutan

Sebagai contoh, seekor tupai bisa memakan beragam jenis makanan seperti biji-bijian dan buah-buahan. Tupai tersebut dimakan oleh seekor rubah, yang juga tak hanya makan rubah namun juga memakan tikus dan juga serangga. Dalam contoh itu saja, sudah ada cukup banyak rantai makanan.

2. Contoh Jaring-Jaring Makanan di Air Tawar

Jaring-jaring makanan di air tawar atau sungai banyak melibatkan jenis makhluk hidup. Sungai adalah salah satu habitat yang banyak memiliki makhluk hidup karena air adalah sumber kehidupan.

Sebagai contoh, tanaman air atau alga dimakan oleh ikan kecil, udang. dan siput. Kemudian hewan tersebut dimakan oleh ikan besar, kodok, atau ular. Bebek dan bangau bisa memakan udang, kodok, dan ikan besar. Ular, bangau dan ikan besar bisa dimakan oleh burung elang.

3. Contoh Jaring-Jaring Makanan Di Laut

Selain contoh jaring-jaring makanan di hutan, berikutnya ada jaring-jaring makanan di laut. Sebagai contoh, zooplankton bisa memakan fitoplankton.

Zooplankton sendiri dapat dimakan oleh gurita, salmon, udang atau makhluk lainnya. Gurita, salmon, dan udang tersebut kemudian dimakan oleh hiu atau paus. Setelah itu hiu dan paus mati yang kemudian diurai oleh bakteri yang ada di laut.

4. Contoh Jaring-Jaring Makanan di Sawah

Sawah juga menjadi salah satu habitat yang terdapat makhluk hidup tinggal di dalamnya. Tentu saja dari beragam makhluk hidup di sana, membuat adanya jaring-jaring makanan demi mempertahankan hidup suatu makhluk hidup.

Contohnya, padi sebagai produsen dimakan oleh ulat atau belalang. Kemudian ulat atau belalang dimakan oleh tikus. Tikus dimakan oleh ular atau burung pemangsa. Burung pemangsa juga bisa memakan ular. Burung pemangsa mati diuraikan oleh bakteri.

sumber : merdeka


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bappeda Blitar Tinjau Tapal Batas Lahan Kompensasi Ponpes Nurul Ulum dan Pertamina

KPH Mukomuko minta perambah hutan bentuk koperasi

Kemendagri Perkuat Komitmen Pemda Kelola Sampah DAS Citarum