67 Persen Hutan Sumsel Rawan Kebakaran
Dinas Kehutanan Sumatera Selatan mencatat hingga kini 67 persen wilayah Sumsel masuk kategori kerawanan tinggi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Gambut sangat berbeda, jika terbakar maka sangat sulit dipadamkan. Itulah yang menyebabkan Sumsel masuk kategori provinsi rawan karhutla di Tanah Air,” katanya, Rabu (6/7/2022).
Mengamati kejadian karhutla dari 2015 hingga 2021 maka terdapat enam kabupaten di Sumsel yang selalu mengalami karhutla dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir menempati peringkat teratas. Hal itu merujuk pada luasan areal terbakar dan jumlah hotspot (titik panas).
Sumsel yang dikenal dengan Bumi Sriwijaya memiliki total luas mencapai 91.000 kilometer persegi. Kepala Bidang Perlindungan Konservasi SDM Ekosistem Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Safrul Yunardy mengatakan, salah satu penyebab utamanya karena Sumsel memiliki setidaknya 1 juta hektare areal gambut.
Baca juga : Mengetahui Batas Lahan Menggunakan Aplikasi
“Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, Sumsel sudah mengetahui kapan saat yang menjadi prioritas dalam penanganan karhutla,” katanya.
Menurutnya, dalam perencanaan terkait penanggulangan karhutla ini harus disesuaikan dengan curah hujan karena dari riset yang dilakukan sebelumnya diketahui terdapat kaitan erat antara hotspot dan curah hujan.
Sementara empat kabupaten lainnya yakni Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Musi Rawas dan Muaraenim. Kejadian karhutla di enam kabupaten/kota ini umumnya mulai terjadi di Mei lalu mengalami puncak pada Oktober. Atas dasar ini, Satgas Karhutla sudah disiagakan sebelum Mei sebagai langkah antisipasi dan mitigasi.
Baca juga : University of California: Hutan Kalimantan Diproyeksikan Menggantikan Hutan Amzon
Pada 2015 juga banyak terjadi pada gambut fungsi lindung, sedangkan pada 2019 beralih ke gambut fungsi budidaya. “Dengan adanya perubahan-perubahan pola ini, diharapkan dapat menjadi input bagi berbagai pihak terkait agar penanggulangan menjadi lebih efektif,” kata dia.
Hingga kini Sumsel masih belum lepas dari intaian kebakaran hutan dan lahan setelah sempat mengalami kejadian hebat pada 2015 yang menghanguskan setidaknya 700 ribu hektare. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan telah menetapkan status siaga karhutla pada 9 April-November 2022
Perlu juga dicermati untuk penanggulangan karhutla tahun 2022 ini bahwa kini terjadi pergeseran pola kebakaran jika mengamati berdasarkan fungsi ekosistem gambut. Pada 2015, karhutla banyak terjadi di hutan produksi sementara pada 2019 di kawasan HPL (Hak Penggunaan Lain).
Komentar
Posting Komentar