9.345 Penyuluh Kehutanan Disiagakan untuk Jaga Fungsi Hutan

Hutan memiliki manfaat yang baik bagi kehidupan makhluk hidup, hutan sebagai pemberi oksigen dan juga penyerap karbon dioksida sudah memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan juga lingkungan. 

Namun saat ini, sudah tidak dipungkiri lagi, kerusakan hutan menjadi suatu permasalahan yang sangat memprihatinkan, bagaimana tidak, hutan saat ini sudah banyak yang beralih fungsi sehingga akan mengancam kelangsungan manusia dan juga lingkungan. 

Banyak hutan yang kini menjadi gundul akibat ulah manusia egois dengan melakukan penebangan liar dan juga alih fungsi lahan, tanpa disadari hal ini akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan. Bukan hanya manusia yang terancam, namun juga ekosistem makhluk hidup lain akan terancam hal tersebut karena Hutan merupakan ekosistem kompleks yang berpengaruh pada hampir setiap spesies yang ada di bumi.

Saat ini Kerusakan hutan atau deforestasi terjadi hampir diseluruh dunia, dimana kerusakan tersebut sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. 

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), hampir 7,3 juta hektar hutan diseluruh dunia hilang setiap tahunnya. Hal ini tentu akan semakin mengancam kehidupan manusia, Pemicu kegiatan deforestasi hutan adalah kegiatan industri, terutama industri kayu. 

Faktor lainnya adalah karena adanya alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan atau bisa juga dijadikan sebagai lahan pemukiman bagi warga. Tentu hal ini harus bisa di atasi sebab setiap harinya semakin banyak hutan yang gundul dan ini tentu akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan terutama akan menjadi sumber bencana alam yang besar.


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat ada 9.345 orang jumlah Penyuluh Kehutanan di seluruh Indonesia.

Jumlah tersebut terdiri dari Penyuluh Kehutanan PNS sebanyak 2.804 orang, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) sebanyak 5.781 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, serta Penyuluh Kehutanan Swasta sebanyak 654 orang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya pada saat Apel Siaga Penyuluh Kehutanan di Kantor KLHK Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Baca juga : 6 Ciri Pohon Mati dan Akan Tumbang

“Apel Siaga Penyuluh Kehutanan ini merupakan wujud nyata Penyuluh Kehutanan untuk antisipasi, kesiapsiagaan dan kontribusi dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan fungsi hutan serta tanggap terhadap perubahan iklim,” ungkap Menteri Siti dalam pernyataan hari Rabu.

Menurutnya, upaya pengendalian dan pencegahan karhutla, penanaman dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan guna mengurangi banjir dan longsor, merupakan upaya bersama, aparat dan masyarakat

Siti Nurbaya mengatakan peran dan kinerja Penyuluh Kehutanan di tingkat tapak sangat penting untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Merekalah yang memberikan edukasi dan mengajak para kelompok masyarakat berpartisipasi dalam upaya tersebut.

Baca juga : BPK Temukan Jutaan Hektar Sawit Masuk Lahan Hutan Tanpa Izin

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh Penyuluh Kehutanan dan instansi terkait, bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran ataupun kegiatan nyata di lapangan.

Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dan siap siaga terhadap ancaman bencana karhutla, banjir serta tanah longsor.

“Mari terus kita lakukan konsolidasi kegiatan Penyuluhan Kehutanan dengan berbagai elemen di masyarakat dan instansi terkait, tingkatkan terus peran dan upaya memotivasi dan memberdayakan masyarakat,” ujar Menteri Siti.

sumber : tribun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bappeda Blitar Tinjau Tapal Batas Lahan Kompensasi Ponpes Nurul Ulum dan Pertamina

KPH Mukomuko minta perambah hutan bentuk koperasi

Kemendagri Perkuat Komitmen Pemda Kelola Sampah DAS Citarum